Lokakarya Peningkatan Kemampuan Tata Laksana Penanganan Kasus dan Kegiatan sebagai Psikolog Klinis dan Pengenalan Brainspotting

Ikatan Psikologi Klinis Indonesia Wilayah Jawa Tengah, pada penghujung tahun 2019 tepatnya tanggal 21 – 22 Desember 2019 mengadakan Workshop : Peningkatan Kemampuan Tata Laksana Penanganan Kasus dan Kegiatan sebagai Psikolog Klinis dan Seminar : Pengenalan Brainspotting and Attunement. Kegiatan dibuka langsung oleh Ketua IPK Indonesia Wilayah Jateng Dra. Endang Suparti Sri Sugihartati, Psikolog. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya organisasi prosesi psikolog klinis dalam upaya mensosialisasikan P2KB (Pedoman Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) yang telah diterbitkan oleh IPK Indonesia pada bulan September 2019 dan mengembangkan kompetensi anggota khususnya intervensi brainspotting.

Dalam workshop tersebut, peserta dibekali mengenai tata laksana penanganan kasus meliputi asesmen, penegakan diagnosis, prognosis, sampai dengan merancang dan melakukan intervensi psikologi pada upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif. Materi ini disampaikan oleh Agnes Indar Etikawati, M.Si, Psikolog Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus Pengurus IPK Indonesia Pusat dan Dra. Sri Haryanti, MA, Psikolog.

Setelah mengetahui tentang tata laksana penanganan kasus psikologi, pengetahuan mengenai mekanisme pelaporan semua kegiatan P2KB melalui SIMAK IPK juga tidak kalah pentingnya, karena ini merupakan syarat perpanjangan STR sangat diperlukan bagi seorang psikolog klinis untuk memberikan praktek psikologi klinis. Materi ini langsung disampaikan oleh Oktavianus Ken Manungkarjono, M.Psi, M.Eng, Psikolog yang lebih akrab dipanggil mas Ken.

Hari kedua dilaksanakan seminar tentang Pengenalan Brainspotting dan prinsip dual attunement yang disampaikan oleh Ine Indriani, M.Psi, Psikolog dan Aditya P. Sastrosatomo dari International Brainspotting Trainer. Brainspotting merupakan metode psikoterapi yang ditemukan David Grand, Ph.D dari Amerika pada tahun 2003.

Metode ini bekerja dengan mengidentifikasi, mengolah dan melepaskan sumber neuro-fisiologis utama yang menyebabkan masalah emosi, ketidaknyamanan di tubuh, trauma psikologis, disosiasi dan kondisi lainnya secara psikologis. Sedangkan Dual attunement membuat klien lebih nyaman dan proses terapi. Attunement secara psikologis berarti terapi menerima, mengamati, mengikuti dan memanfaatkan respon reflektif atau neurobiologis dari klien.

 

Peserta sangat antusias dan aktif dalam melakukan tanya jawab. Workshop dan seminar tersebut diikuti hampir 90 (sembilan puluh) peserta baik dari anggota IPK Indonesia Wilayah Jateng maupun dari wilayah sekitarnya.

Tulisan Terkait