IPK Indonesia Wilayah Jateng Adakan Pelatihan Deteksi Dini Risiko Bunuh Diri untuk Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia 2019, IPK Indonesia Wilayah Jateng mengadakan pelatihan Deteksi Dini Risiko Bunuh Diri untuk Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak. Kegiatan ini diselenggarakan bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang pada tanggal 17 Oktober lalu.

Adapun peserta yang hadir sejumlah 46 orang yang berasal dari anggota kepolisian, psikolog, dosen, guru BK, penyuluh agama, LSM, pendamping korban tingkat kecamatan, dan mahasiswa. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua IPK Indonesia Wilayah Jateng, Dra. Endang Suparti Sri Sugihartati, Psikolog dan dibuka oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DP3A Kota Semarang, Drs. Budi Satmoko Aji.

Hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini adalah anggota bidang pengembangan profesi IPK Indonesia Wilayah Jateng, Yudi Kurniawan, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Selain memberikan materi mengenai deteksi dini risiko bunuh diri, IPK juga melatih peserta dengan simulasi dan diskusi kasus.

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dan Noviza pada 2017 menunjukkan bahwa kasus kekerasan dalam rumah tangga memicu gejala depresi pada korban. Salah satu gejala depresi adalah munculnya ide untuk bunuh diri. Gejala ini lazim ditemui pada korban kekerasan, tetapi tidak semua pendamping/orang yang terlibat dengan korban memahami penanganan risiko bunuh diri.

Apalagi berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Jateng adalah provinsi dengan angkat bunuh diri tertinggi di Indonesia pada tahun 2015 dengan 331 kasus. Oleh karena itu, pelatihan ini penting dan relevan dilakukan demi meningkatkan edukasi terhadap risiko bunuh diri dan memberikan keterampilan bagi pihak yang profesinya terkait erat dengan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Tulisan Terkait